Rabu, 19 Desember 2012

Masih Ada Aku



Entah apa yang aku fikirkan malam ini. Ditemani hujan yang deras aku memikirkan perasaan ku yang tak karuan ini.  Aku memikirkan siapa? Aku memikirkan apa? Aku tak tahu. Yang jelas kali ini aku benar benar merasa sendiri.
Biasanya malam tak sepi seperti ini. Biasanya ponsel ku berdering, entah itu Sms, BBM atau telepon dari Dito. Dia adalah orang yang hobby curhat denganku. Dia selalu menceritakan mantannya. Mungkin karena aku juga belum bisa merupakan mantanku, maka aku lebih bisa mengerti dia. Tapi sudah hampir 1 minggu dia tak mengabariku. Aku ingin menanyakan kabarnya, tapi aku gengsi. Sesekali aku “modus” ngeBBM dia. Tapi balesannya selalu singkat. Mungkin karna dia sudah menemukan teman yang baru? Atau dia sudah CLBK dengan mantannya. Entahlah Dito berubah.
Ada rasa kasian yang timbul dari hati saat mendengar curhatan Dito. Kenapa mantan Dito setega itu. Padahal kalo di lihat Dito termasuk cowok ideal. Bahkan dia adalah cowo gentle yang bisa ngelindungin cewenya. Aku tak pernah menghiraukan sakit hatiku saat Dito menceritakan mantannya. Aku hanya ingin melihat dia tersenyum
*****
Beberapa minggu berlalu, aku masih menyimpan kerinduan ku untuk Dito.
Ponselku berdering
-satu pesan diterima-
Kubuka pesan singkat itu, ternyata itu Dito. Balum ku baca apa isi pesan itu, yang jelas kerinduanku terbalas. Aku tersenyum kecil. Ku baca pesan itu.
Mi.... gue pengen cerita, gimana kalo besok kita ketemuan? Besok jam 12 siang tepat pada jam makan siang kita ketemu d cafe biasa”
Akhirnyaaaa ternyata selama ini dia masih inget aku. Tidak menunggu lama aku balas pesan singkat itu.
“okey cerita aja, gue siap dengerin cerita lo”
-pesan terkirim-
Aku masih tersenyum kecil, rasa tak percaya kalo Dito masih mengingatku. Kita memang satu sekolah, tapi untuk menegur pun aku canggung. Semenjak rasa ini muncul aku semakin canggung untuk menegur Dito secara langsung.
*****
Pagi ini aku bangun lebih pagi dari biasanya. Aku ingin terlihat sempurna di depannya. Aku segera mencari baju yang cocok dilemari. Menunggu jarum jam berputar sangat lama bagiku.
“ok, hari ini gue harus siap dengerin semua curhatan Dito, jangan sampe bikin dia bosen dengerin saran gue. Mangat Miaa mangattt” ujarku di depan kaca
*****
Jam 12 tiba, aku sudah menunggu Dito di depan cafe biasa. Sudah hampir 30 menit aku menunggu tapi Dito tidak datang juga. Aku yakin dia akan datang. Aku masih menunggu, mungkin dia terjebak macet. Tapi kali ini sudah hampir 2jam aku menunggu Dito, dia belum datang juga.
“kemana sih Dito, masa iya dia lupa kalo hari ini ada janji” gerutu ku
Aku mencoba menghubungi Dito tapi tak ada jawaban. Dan aku memutuskan untuk pulang. aku kecewa. Aku tak berfikir kalo akhirnya harus kecewa. Mungkin aku dan Dito tidak ditakdirkan untuk bertemu saat ini.
******
Tepat pukul 8 malam, aku masih mengurung diri dikamar. Mungkin karna kecewa ini belum hilang. Entah dimana Dito sekarang
Teeeeet teeeetttt
Bel rumah ku berbunyi
“Mia” ujar Ditto
Ku buka pintu rumahku. Dan ternyata tamu itu adalah Dito. Belum sempat Dito bicara, aku sudah meluapkan amarahku.
“kemana aja lo? Lo masih butuh sama gue? Lo gatau kan kalo gue udah rela nunggu lo ber jam jam cuman buat dengerin cerita lo tentang mantan lo. Lo ga sadar kan selama ini lo udah bikin gue sakit hati, gue cape liat lo dikecewain sama mantan lo, tapi kenapa lo ga pernah jenuh sama dia? Kenapa lo ga peka kalo disini ada gueee kenapa Dit ? kenapaaa??? ” ujarku sambil meneteskan air mata.
*Ditto membuka Helm*
Terlihat wajah Ditto penuh luka dan memar. Bibirnya pucat dan tak lama Ditto pingsan. Ternyata digenggamnya 1 buket bunga mawar. 20 mawar putih dan 1 mawar merah ditengahnya.
“Dito bangun ditoooo, banguuuunnnn!!!! Lo ga boleh tinggalin gue” ujar ku
Aku dan supirku membawa Dito ke rumah sakit terdekat.
*******
Aku menunggu Dito sampai sadar. aku menggenggam tanga Dito berharap dia segera sadar. rasa bersalah kini menghantuiku. Kenapa aku harus memaki Dito? Tapi sudahlah, tak baik rasanya jika aku menyalahkan diriku sendiri.
Alarm di ponselku berdering, tapi ketika aku bangun Dito tak ada dikasurnya.
“loh? Dito kemana?” tanyaku
Aku mencoba menanyakan pada suster, tapi  tak ada yang tau. Tiba tiba terfikir di benakku kalo Dito ada di suatu tempat kesukaanya. Buru buru aku menyuruh supirku untuk mengantarkan aku ketempat itu.
********
Sesampainya di taman aku langsung mencari Dito. Tak lama aku melihat seorang cowo yang masih mengenakan baju pasien duduk di sebuah bangku taman. Ternyata itu Dito. Aku mencoba menghampiri dan langsung duduk disebelahnya.
                “maaf” ujarnya
                Sontak aku kaget mendengar kata kata itu.
                “maaf buat apa?” jawabku
                “maaf selama ini gue emang ga peka sama perasaan lo” jawabnya
                “lo gausah minta maaf, gue udah maafin lo ko. Lagian perasaan gue ini ga penting, yang penting buat gue adalah liat lo bahagia sama orang lain” ujarku.
                “tapi gue ga pernah bahagia sama siapapun kecuali sama lo” saut Dito
 Aku terdiam sejenak, mencoba menelaah kata yang dilontarkan Dito tadi.
                “hah? Maksudnya? Gue ga ngerti” ujarku
                “gue pengen lo ada dikehidupan gue terus, apa lo mau jadi orang yang selalu nyemangatin gue?” tanya Dito
                “aduuh udah deh, meding balik kerumah sakit. Lo masih pucet. Ayo buruan” ujarku mengalihkan pembicaraan.
                Dito memegang tanganku, dia menatapku dengan penuh harap.
                “sebenernya kemaren gue mau nembak lo, gue sengaja bawa sebuket bunga mawar. Lo liat kan cuman ada 1 bunga mawar merah diantara bunga mawar putih di buket itu? Itu tandanya diantara banyak cewe cuman lo yang ada di hati gue. Tapi ternyata kaka dari mantan gue ngegebukin gue sehabis gue beli bunga itu. Tapi demi cinta gue, gue rela maksain kuat buat sampe rumah lo. Maaf gue selalu nyusahin lo. Maaf. Tapi apa masih ada rasa itu buat gue? Lo mau jadi pacar gue?” ujar Dito
                Mendengar itu air mataku menetes. Aku mengusap pipi Dito. Aku tak menyangka dia akan melakukan ini semua hanya untuk aku.
                “gue ga mimpi kan? Gue ga nyangka lo ngelakuin ini semua buat gue. Sampe kapan pun gue bakal ada buat lo. Lo ga ngelindur kan?” tanya ku
                “gue serius, gue ga pernah becanda sama kata kata gue. Gue janji ga akan kecewain lo lagi I Love You Mia” ujar Dito
                “ I Love You Too Dito” ujarku sambil memeluk Dito.
                The End


Tidak ada komentar:

Posting Komentar