Entah apa yang aku fikirkan malam
ini. Ditemani hujan yang deras aku memikirkan perasaan ku yang tak karuan
ini. Aku memikirkan siapa? Aku memikirkan
apa? Aku tak tahu. Yang jelas kali ini aku benar benar merasa sendiri.
Biasanya malam tak sepi seperti
ini. Biasanya ponsel ku berdering, entah itu Sms, BBM atau telepon dari Dito. Dia
adalah orang yang hobby curhat denganku. Dia selalu menceritakan mantannya. Mungkin
karena aku juga belum bisa merupakan mantanku, maka aku lebih bisa mengerti
dia. Tapi sudah hampir 1 minggu dia tak mengabariku. Aku ingin menanyakan
kabarnya, tapi aku gengsi. Sesekali aku “modus” ngeBBM dia. Tapi balesannya
selalu singkat. Mungkin karna dia sudah menemukan teman yang baru? Atau dia
sudah CLBK dengan mantannya. Entahlah Dito berubah.
Ada rasa kasian yang timbul dari
hati saat mendengar curhatan Dito. Kenapa mantan Dito setega itu. Padahal kalo
di lihat Dito termasuk cowok ideal. Bahkan dia adalah cowo gentle yang bisa
ngelindungin cewenya. Aku tak pernah menghiraukan sakit hatiku saat Dito
menceritakan mantannya. Aku hanya ingin melihat dia tersenyum
*****
Beberapa minggu berlalu, aku
masih menyimpan kerinduan ku untuk Dito.
Ponselku berdering
-satu pesan diterima-
Kubuka pesan singkat itu,
ternyata itu Dito. Balum ku baca apa isi pesan itu, yang jelas kerinduanku
terbalas. Aku tersenyum kecil. Ku baca pesan itu.
“Mi.... gue pengen cerita, gimana
kalo besok kita ketemuan? Besok jam 12 siang tepat pada jam makan siang kita
ketemu d cafe biasa”
Akhirnyaaaa ternyata selama ini
dia masih inget aku. Tidak menunggu lama aku balas pesan singkat itu.
“okey cerita aja, gue siap
dengerin cerita lo”
-pesan terkirim-
Aku masih tersenyum kecil, rasa
tak percaya kalo Dito masih mengingatku. Kita memang satu sekolah, tapi untuk
menegur pun aku canggung. Semenjak rasa ini muncul aku semakin canggung untuk
menegur Dito secara langsung.
*****
Pagi ini aku bangun lebih pagi
dari biasanya. Aku ingin terlihat sempurna di depannya. Aku segera mencari baju
yang cocok dilemari. Menunggu jarum jam berputar sangat lama bagiku.
“ok, hari ini gue harus siap
dengerin semua curhatan Dito, jangan sampe bikin dia bosen dengerin saran gue. Mangat
Miaa mangattt” ujarku di depan kaca
*****
Jam 12 tiba, aku sudah menunggu
Dito di depan cafe biasa. Sudah hampir 30 menit aku menunggu tapi Dito tidak
datang juga. Aku yakin dia akan datang. Aku masih menunggu, mungkin dia
terjebak macet. Tapi kali ini sudah hampir 2jam aku menunggu Dito, dia belum
datang juga.
“kemana sih Dito, masa iya dia
lupa kalo hari ini ada janji” gerutu ku
Aku mencoba menghubungi Dito tapi
tak ada jawaban. Dan aku memutuskan untuk pulang. aku kecewa. Aku tak berfikir
kalo akhirnya harus kecewa. Mungkin aku dan Dito tidak ditakdirkan untuk
bertemu saat ini.
******
Tepat pukul 8 malam, aku masih
mengurung diri dikamar. Mungkin karna kecewa ini belum hilang. Entah dimana
Dito sekarang
Teeeeet teeeetttt
Bel rumah ku berbunyi
“Mia” ujar Ditto
Ku buka pintu rumahku. Dan ternyata
tamu itu adalah Dito. Belum sempat Dito bicara, aku sudah meluapkan amarahku.
“kemana aja lo? Lo masih butuh
sama gue? Lo gatau kan kalo gue udah rela nunggu lo ber jam jam cuman buat
dengerin cerita lo tentang mantan lo. Lo ga sadar kan selama ini lo udah bikin
gue sakit hati, gue cape liat lo dikecewain sama mantan lo, tapi kenapa lo ga
pernah jenuh sama dia? Kenapa lo ga peka kalo disini ada gueee kenapa Dit ?
kenapaaa??? ” ujarku sambil meneteskan air mata.
*Ditto membuka Helm*
Terlihat wajah Ditto penuh luka
dan memar. Bibirnya pucat dan tak lama Ditto pingsan. Ternyata digenggamnya 1
buket bunga mawar. 20 mawar putih dan 1 mawar merah ditengahnya.
“Dito bangun ditoooo,
banguuuunnnn!!!! Lo ga boleh tinggalin gue” ujar ku
Aku dan supirku membawa Dito ke
rumah sakit terdekat.
*******
Aku menunggu Dito sampai sadar.
aku menggenggam tanga Dito berharap dia segera sadar. rasa bersalah kini
menghantuiku. Kenapa aku harus memaki Dito? Tapi sudahlah, tak baik rasanya
jika aku menyalahkan diriku sendiri.
Alarm di ponselku berdering, tapi
ketika aku bangun Dito tak ada dikasurnya.
“loh? Dito kemana?”
tanyaku
Aku mencoba menanyakan pada
suster, tapi tak ada yang tau. Tiba tiba
terfikir di benakku kalo Dito ada di suatu tempat kesukaanya. Buru buru aku
menyuruh supirku untuk mengantarkan aku ketempat itu.
********
Sesampainya di taman aku langsung
mencari Dito. Tak lama aku melihat seorang cowo yang masih mengenakan baju pasien
duduk di sebuah bangku taman. Ternyata itu Dito. Aku mencoba menghampiri dan langsung
duduk disebelahnya.
“maaf”
ujarnya
Sontak aku
kaget mendengar kata kata itu.
“maaf
buat apa?” jawabku
“maaf
selama ini gue emang ga peka sama perasaan lo” jawabnya
“lo
gausah minta maaf, gue udah maafin lo ko. Lagian perasaan gue ini ga penting,
yang penting buat gue adalah liat lo bahagia sama orang lain” ujarku.
“tapi
gue ga pernah bahagia sama siapapun kecuali sama lo” saut Dito
Aku terdiam sejenak,
mencoba menelaah kata yang dilontarkan Dito tadi.
“hah?
Maksudnya? Gue ga ngerti” ujarku
“gue pengen
lo ada dikehidupan gue terus, apa lo mau jadi orang yang selalu nyemangatin
gue?” tanya Dito
“aduuh
udah deh, meding balik kerumah sakit. Lo masih pucet. Ayo buruan”
ujarku mengalihkan pembicaraan.
Dito
memegang tanganku, dia menatapku dengan penuh harap.
“sebenernya
kemaren gue mau nembak lo, gue sengaja bawa sebuket bunga mawar. Lo liat kan
cuman ada 1 bunga mawar merah diantara bunga mawar putih di buket itu? Itu tandanya
diantara banyak cewe cuman lo yang ada di hati gue. Tapi ternyata kaka dari
mantan gue ngegebukin gue sehabis gue beli bunga itu. Tapi demi cinta gue, gue
rela maksain kuat buat sampe rumah lo. Maaf gue selalu nyusahin lo. Maaf. Tapi
apa masih ada rasa itu buat gue? Lo mau jadi pacar gue?” ujar Dito
Mendengar
itu air mataku menetes. Aku mengusap pipi Dito. Aku tak menyangka dia akan
melakukan ini semua hanya untuk aku.
“gue
ga mimpi kan? Gue ga nyangka lo ngelakuin ini semua buat gue. Sampe kapan pun
gue bakal ada buat lo. Lo ga ngelindur kan?” tanya ku
“gue
serius, gue ga pernah becanda sama kata kata gue. Gue janji ga akan kecewain lo
lagi I Love You Mia” ujar Dito
“ I
Love You Too Dito” ujarku sambil memeluk Dito.
The End
Tidak ada komentar:
Posting Komentar